Welcome to my blog :)

rss

Friday, June 4, 2010

Tugas 5 ( Kegiatan sebelum menulis karya ilmiah)

Tahapan Penulisan Karya Ilmiah
1. Tahap Pemilihan Topik atau Pokok Bahasan
2. Tahap Pengumpulan Informasi dan Bahan
3. Tahap Evaluasi Informasi dan Bahan
4. Tahap Pengelolaan Pokok-pokok Pikiran
5. Tahap Penulisan
6. Tahap Penyuntingan

Tugas 4 ( Metode Ilmiah)

1. Pengertian metode ilmiah
2. Kriteria metode ilmiah
3. Langkah - langkah metode ilmiah

JAWAB :

1. Metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan
secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya
untuk menjelaskan fenomena alam.
Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen.
Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

2. Kriteria Metode ilmiah :
- Berdasarkan fakta
- Bebas dari prasangka
- Menggunakan prinsip-prinsip analisa
- Menggunakan Hipotesa
- Menggunakan urutan objektif
- Menggunakan teknik kuantifikasi

3. Langkah-langkah metode ilmiah
- Merumuskan serta mendefinisikan masalah
- Mengadakan studi kepustakaan
- Memformulasikan hipotesa
- Menentukan model untuk menguji hipotesa
- Mengumpulkan data
- Menyusun, menganalisa dan memberikan interpretasi
- Membuat generalisasi dan kesimpulan
- Membuat laporan ilmiah

Tugas 3 (karangan non ilmiah, semi ilmiah, dan ilmiah)

* Karangan Non Ilmiah :
Karangan Non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan
dan pengamatan dalam kehidupan sehari hari.

*Karangan Semi Ilmiah :
Karangan semi ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi
dan di tulis sesuai metodologi penulisan yg benar.

*Karangan Ilmiah :
Karya Ilmiah merupakan suatu karangan ilmu pengetahuan yg membuat fakta umum yg ditulis sesuai metodologi dan penulisan yg benar sesuai kaidah yg ada.

Tuesday, May 25, 2010

Tugas 2 ( Penalaran Induktif )

1). Jelaskan tentang penalaran Induktif ??

2). Macam – macam penalaran Induktif ??

3). Jelaskan tentang 2 hubungan klausal ??

Jawab :

1). Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum.Dengan kata lain,simpulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataan (premis).

2). a. Generalisasi

Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai

b. Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh:
Nina adalah lulusan akademi A.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan akademi A.
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

c. Hubungan Kausal
Hubungan Kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Contoh:
Hujan turun dan jalan-jalan becek.


3). 2 hubungan klausal ialah 2 penalaran yang diperoleh dari gejala yang berhubungan.





sumber : http://r1zq1.wordpress.com/

Tugas 1 ( Penalaran )

1). Jelaskan Pengertian Penalaran ??

2). Sebutkan dan jelaskan macam2 penalaran deduktif  ??

3). Beikan satu aplikasi penggunaan Penalaran deduktif  ??


jawab :


1). Penalaran adalah proses manusia dalam berfikir dalam menggabungkan data atau fakta    yang sudah ada sehingga sampai pada suatu simpulan.


2). a. Menarik Simpulan secara Langsung

Simpulan(konklusi) secara langsung ditarik darik dari satu premis.Sebaliknya, komklusi yang ditarik dari dua premis disebut simpulan tak langsung.

misalnya:

Semua S adalah P. (premis)

Sebagian P adalah S. (simpulan)

Contoh:

Semua ikan berdarah dingin. (premis)

Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)

b. Menarik Simpulan secara Tidak Lasung

Penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data.Beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan secara tidak langsung sebagai berikut.

Silogisme Kategorial

Contoh:

Semua manusia bijaksana.

Semua polisi adalah manusia.

Jadi, semua polisi bijaksana

Silogisme Hipotesis

Contoh:

Jika besi dipanaskan, besi akan memuai.

Besi dipanaskan.

Jadi, besi memuai

Jika besi tidak dipanaskan, besi tidak akan memuai.

Besi tidak dipanaskan.

Jadi, besi tidak akan memuai.

Silogisme Alternatif

Contoh:

Dia adalah seorang kiai atau professor.

Dia eorang kiai.

Jadi, dia bukan seorang professor

Entimen

Contoh:

Semua sarjana adalah orang cerdas.

Ali adalah seorang sarjana.

Jadi, Ali adalah orang cerdas.


3).  Menarik Simpulan Secara Langsung :

Semua ikan berdarah dingin. (premis)

Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)


Menarik Simpulan Secara Tidak Langsung :

Semua manusia bijaksana.

Semua polisi adalah manusia.

Jadi, semua polisi bijaksana





Sumber : http://r1zq1.wordpress.com/


Friday, January 8, 2010

Cerpen !

Burung Terbang Dari kuburmu !

Cerpen : hamdy salad!

Inti dari cerpen tersebut ialah, seekor burung yang ingin lepas dari sangkarnya.

si pemilik ingin sekali burung tersebut memiliki suara yang bagus, dari pagi, siang,

dan sore hari pun terus saja pemilik burung itu mengajari dan memberikan makanan

dan vitamin agar burung tersebut mempunyai suara bagus. Akan tetapi setlah lama

di latih burung tersebut pun tak kunjung mengeluarkan suara indahnya, sampai

kemudian hari si pemilik burung itu kesal, dan di bantingnya burung tersebut

ke lantai sampai burung itu pun pergi dari sangkarnya dan mnemukan surga bagi

burung tersebut, kebebasab yang sudah lama di nanti oleh burung tersebut !

Tugas Kedua

Tugas 4!

Kalimat Efektif dan Tidak Efektif


1. Banyak buku, kami sudah baca tetapi kami tidak temukan petunjuk pemakaian bahasa yang baik dan benar. ( tidak efektif )
Seharusnya : Banyak buku yang sudah kami baca tetapi tidak ditemukan petunjuk pemakaian bahasa yang baik dan benar.

2.Meskipun kita tidak menghadapi musuh tetapi kita harus selalu waspada ( tidak efektif)
Seharusnys :Meskipun tidak menghadapi masalah tetapi kita harus selalu waspada.


3. Matakuliah itu saya tidak senang ( tidak efektif )
Seharusnya : Saya tidak senang matakuliah itu.

4. Harga minyak itu dinaikkan secara wajar ( tidak efektif )
Seharusnya : Harga Minyak dinaikkan secara wajar.

5. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu ( tidak efektif )
Seharusnya : Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

6. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting ( tidak efektif )
Seharusnya : Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

7. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes ( tidak efektif )
Seharusnya : Harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes.

8. Karena ia tidak diundang , dia tidak datang ke tempat itu ( tidak efektif )
Seharusnya : Karena tidak diundang , dia tidak datang ke tempat itu.

9. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden datang ( tidak efektif )
Seharusnya : hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

10. Dia hanya membawa badannya saja ( tidak efektif )
Seharusnya : Dia hanya membawa badannya.

11. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.

12. Surat itu sudah saya baca ( tiak efektif )
Seharusnya : Surat itu sudah saya baca.

13. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.

14. Mereka membicarakan dari pada kehendak rakyat ( tidak efektif )
Seharusnya : Mereka membicarakan kehendak rakyat.

15. Pekerjaan itu dia tidak cocok ( tidak efektif )
Seharusnya : Pekerjaan itu bagi dia tidak cocok.


Tugas 5 !

Kalimat Aktif dan Pasif

1. Kalimat Aktif
Kalimat Aktif adalah kalimat di mana subyeknya melakukan suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber- dibagi menjadi dua macam :
a. Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang memiliki obyek penderita
- Ayah membeli daging
- Kadir merayu gadis desa
- Bang Jajang bertemu Juminten
b. Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak memiliki obyek penderita
- Adik menangis
- Umar berantem
- Sejak dahulu kala Junaidi merenung di dalam tempat persembunyiannya di Batu Malang

2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-
- Pak Lurah dimintai pertanggung jawaban oleh Pak Camat
- Ayam dipukul Kucing
- Bunga anggrek hitam itu terinjak si lay


Tugas 6!

Pengertian Kerangka Karangan

1. Jelaskan pengertian kerangka karangan (outline) ?

2. Sebutkan dan jelaskan manfaat kerangka karangan ?

3. Langkah-langkah dalam menyusun kerangka karangan ?

4. Jelaskan manfaat susunan kerangka karangan ?

JAWABAN

1. Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis-
garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan
rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur,
dan teratur.

2.

  1. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
  2. Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
  3. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
  4. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
  5. Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.

3.
  1. Langkah pertama adalah merumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi. Tema yang dirumuskan untuk kepentingan suatu kerangka karangan haruslah berbentuk tesis atau pengungkaan maksud.
  2. Langkah kedua adalah mengadakan inventarisasi atau mengumpulkan topik-topik bawahan yang dianggap merupakan rincian dari tesis atau pengungkapan maksud tadi. Dalam hal ini penulis boleh mencatat sebanyak-banyaknya topik-topik yang terlintas dalam pikirannya, dengan tidak perlu langsung mengadakan evaluasi terhadap topik-topik tadi.
  3. Langkah ketiga adalah mengadakan evaluasi semua topik bawahan yang telah tercatat pada langkah kedua di atas. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
    Pertama: apakah semua topik yang tercatat mempunyai relevansi atau pertalian langsung dengan tesis atau pengungkapan maksud. Bila ternyata sama sekali tidak ada hubungan maka topik tersebut dicoret dari daftar di atas
    Kedua: Semua topik yang masih dipertahankan kemudian dievaluasi lebh lanjut. Bila ada dua topik atau lebih yang hampir sama, maka harus dibuat perumusan baru yang mencakup semua topik tadi.
    Ketiga: Evaluasi lebih lanjut ditujukan kepada persoalan, apakah semua topik sama derajatnya, atau ada topik yang sebenarnya merupakan bawahan atau rincian dari topik lain. Bila ada masukkanlah topik bawahan itu ke dalam topik yang dianggap lebih tinggi kedudukannya.
    Keempat: Ada kemungkinan bahwa ada dua topik atau lebih yang kedudukannya sederajat, tapi lebih rendah dari topik yang lain. Bila terdapat hal yang demikian, maka usahakanlah untuk mencari satu topik yang lebih tinggi yang akan membawahi topik-topik tadi.
  4. Untuk mendapatkan sebuah kerangka karangan yang sangat rinci maka langkah kedua dan ketiga dikerjakan berulang-ulang untuk menyusun topik-topik yang lebih rendah tingkatannya.
  5. Sesudah semuanya siap masih harus dilakukan langkah yang terakhir, yaitu menentukan sebuah pola susunan yang paling sesuai untuk mengurutkan semua rincian dari tesis atau pengungkapan maksud sebagai yang telah diperoleh dengan mempergunakan semua langkah di atas. Dengan pola susunan tersebut semua rincian akan disusun kembali sehingga akan diperoleh sebuah kerangka karangan yang baik.

4. Untuk memudahkan penulis dalam membuat sebuah karangan karena dengan menentukan kerangkanya terlebih dahulu dapat memudahkan dalam penulisan karangan.